Tekan Angka Kecelakaan, DLLAJ Pasang Pita Kejut Disekitar Kebun Raya Bogor

BABAT POST – Kini di sepanjang Jalan Juanda dan Jalan Harupat, Kota Bogor telah dipasangi pita kejut atau pita pengaduh oleh Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ).

Pemasangan pita kejut ini diharapkan dapat mengurangi laju kendaraan yang melintas, sehingga bisa menekan angka kecelakaan lalu lintas selama masa uji coba sistem satu arah seputar Kebun Raya Bogor.

Read More

Kepala Bidang Lalu Lintas, DLLAJ Kota Bogor Agus Suprapto mengatakan pemasangan pita kejut sudah dilakukan sejak Sabtu 9 April 2016 malam.

“Empat titik lokasi pemasangan pita kejut sudah dilakukan, yakni bundaran Mall BTM, Kantor Pos, depan depan Gereja Zebaouth, dan depan Istana Bogor,” kata Agus di Bogor, Senin (11/4/2016).

Berita Terkait :  Tak Perlu ke Bali, Ini Tujuh Destinasi untuk Healing di Jabodetabek

Berdasarkan hasil evaluasi, selama masa uji coba sistem satu arah searah jarum jam kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi. Kondisi ini membuat rawan terjadinya kecelakaan lalu lintas di kawasan Istana Bogor.

“Semenjak uji coba satu arah, kecepatan kendaraan dari BTM hingga SMAN 1 menjadi 42,44 km/jam dari 15,89 km/jam. Sedangkan dari SMAN 1-depan Istana dari yang tadinya kecepatan kendaraan hanya 14,92 km/jam, meningkat menjadi 40,78 km/jam dengan V/C Ratio 0,39,” jelas Kepala DLLAJ Kota Bogor Achsin Prasetyo.

Sebelum dipasang pita kejut, sempat terjadi kecelakaan di Jalan Juanda dan Simpang Pajajaran-Jalak Harupat. “Diharapkan adanya pita kejut ini mencegah kecelakaan lalu lintas,” harap dia.

Berita Terkait :  Deputi KSP sebut otsus harus sejahterakan rakyat Papua, bukan elite

Sementara menurut warga, pita kejut ini bukan solusi akhir Pemkot Bogor untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Yang paling utama merealisasikan jembatan penyeberangan orang (JPO).

“Tahu sendiri pengendara sekarang, lampu merah saja diterobos, apalagi cuma pake pita kejut. Enggak pengaruh,” ujar Wiana, mahasiswi perguruan tinggi swasta di Kota Bogor.

Satu sisi, lanjut mahasiswa semester akhir ini, sistem satu arah mengurai kemacetan di pusat kota. Di sisi lain justru membuat kemacetan di pinggiran kota. “Jalan menuju kampus saya sering macet sejak uji coba satu arah,” kata Wiana.

Hingga memasuki hari ke-10, kendaraan berat seperti truk tangki air dan bus pariwisata dan Damri masih bebas melintasi seputar Kebun Raya.

Berita Terkait :  Ketua Komisi II DPR usulkan 'presidential threshold' jadi 10-15 persen

Padahal, beberapa hari lalu Pemkot Bogor telah mengeluarkan kebijakan pelarangan kendaraan berat melintas di seputar Kebun Raya selama uji coba sistem satu arah.

Hal itu mengingat kondisi Jembatan Sempur sudah rawan ambruk dan mengurangi kepadatan serta polusi udara di kawasan Istana Bogor.

“Kami sengaja menutup sementara rambu larangan parkir di sana. Supaya bisa mengetahui apakah dengan adanya kendaraan yang parkir itu akan mengganggu arus lalu lintas atau tidak,” ujar Kasi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas pada DLLAJ Dodi Wahyudin.

Related posts