BABAT POST – Kenikmatan yang jarang kita jumpai ketika menyantap makanan nan lezat berada di atas kapal, di sambut pula dengan panorama lautan yang luas.
Semenanjung Wellington yang terletak antara Selat Cook dan Pelabuhan Wellington tak hanya menyuguhkan kecantikan laut berpadu dengan perbukitan.
Menyusuri ibu kota Selandia Baru itu, kita juga dimanjakan oleh kekhasan kuliner.
Wellington bahkan memiliki lebih banyak bar dan restoran ketimbang New York.
Pertama kali menjejakkan kaki di kota paling berangin di dunia yang dinobatkan sebagai kota wisata nomor 4 terbaik di dunia versi Best in Travel 2011 itu, pandangan mata segera jatuh hati pada perairan lautnya yang bersih.
Kapal beragam jenis berlabuh di pantai. Keindahan laut itu yang mendorong penduduk Wellington tinggal di rumah-rumah kayu di pucuk-pucuk bukit demi memperoleh pemandangan terindah.
Sebagai pendatang, kepuasan mereguk indahnya pantai-pantai disempurnakan oleh suguhan aneka hasil laut yang bisa dicecap di berbagai restoran di tepian laut.
Restoran Boat Cafe menjadi pilihan paling mudah karena terletak di jantung kota, tepatnya di sebuah kapal yang berlabuh di Oriental Bay.
Jika ingin sedikit lebih jauh mendaki perbukitan, restoran Fishermans Table bisa jadi pilihan menarik.
Restoran-restoran di Wellington beberapa kali memperoleh penghargaan tertinggi Cuisine Restaurant of the Year.
Sensasi menyantap makanan semakin lengkap karena sebagian besar bahan masakan yang dihidangkan merupakan produk lokal.
Boat Cafe dengan pemandangan indah Pelabuhan Wellington dan Oriental Parade, misalnya, terkenal dengan hidangan lautnya, seperti boat famous kiwi style fish dan chips serta seafood creation.
Menu fish and chips merupakan olahan ikan segar yang ditangkap hari itu dengan perpaduan salad, potongan chips,dan saus tartare.
Olahan ikan segar pula yang disuguhkan untuk menu seafood creation.
Jenis ikan tidak dicantumkan dalam menu karena ketersediaannya tergantung dari jenis ikan yang ditangkap oleh nelayan pada hari itu.
Cara memasak ikannya pun juga selalu berbeda seturut inspirasi yang bisa tiba-tiba datang menghampiri kokinya.
Bersama rombongan promosi wisata langsung yang digelar Kementerian Pariwisata Indonesia di Selandia Baru, 26-27 Maret lalu, kami disuguhi olahan ikan gurnard di Restoran Boat Cafe.
Gurnard yang tergolong ikan prasejarah ini berperawakan ramping, berdaging putih lembut, tinggal di dasar laut, dan menggunakan sirip mereka untuk menemukan makanannya, seperti kepiting, udang, dan ikan.
Kapal bersejarah
Karena telah diolah berupa potongan daging, kita tak lagi berjumpa dengan sosok ikan gurnard yang tergolong ugly fish atau ikan buruk rupa ini.