BABAT POST – Keselamatan rider MotoGP menjadi nomor satu di lintasan. Selain menggunakan helm dengan berbahan dasar komposit, baju balap atau wearpack kelas wahid menjadi aspek utama untuk menunjang balapan berlangsung aman.
Baju balap (racing suit) mungkin unsur keselamatan terpenting pembalap yang berlaga di MotoGP. Bagaimana tidak, hampir ada saja pembalap yang terjatuh dari tunggangannya dalam tiap sesi. Jika tak ada baju balap itu, tak bisa dibayangkan betapa kacau dan berbahayanya motoGP.
Pertanyaannya, teknologi macam apa yang tertanam di seperangkat pakaian itu? Menurut laman Redbull, semua racing suit yang dikenakan pembalap dibuat dari bahan yang sangat baik dan teknologi terkini dengan tingkat perlindungan tertinggi.
Jeremy Appleton dari Alpinestars menjelaskan bahwa total berat racing suit sekira 4,5 kg. Bahan yang digunakan adalah kulit sapi atau kanguru, dengan pengukuran yang berbeda bagi tiap pembalap di pra musim. Tebalnya antara 1,2-1,4 mm.
Bagian punuk terbuat dari serat kevlar. Berguna secara efektif untuk menyangga helm jika jatuh. Bagian ini juga berguna sebagai mirkoprosesor yang mengatur sirkulasi pendinginracing suit. Terdapat juga cadangan air minum.
Tiap panel dari pakaian ini disambung dengan jahitan khusus memakai benang kevlar yang kuat. Semua panel dijahit ganda, dan dalam beberapa bagian yang rawan terbentur dijahit dengan lebih banyak jahitan .
Bagian penting lainnya adalah lutut, siku, dan bahu. Semua bagian racing suit itu dilapisi dengan thermo plastic spesial tebal yang keras di tengah, tapi lembut di luar. Bagian ini berfungsi untuk meredam benturan.
Racing suit MotoGP juga dilengkapi dengan airbag yang melindungi tubuh bagian atas.Airbag akan mengembang sekira 4 sampai 5 cm jika pengendara jatuh dan sensor yang terdapat pada punuk berfungsi.
Terakhir adalah soal aliran udara. Jika dilihat lebih dekat, maka racing suit pembalap MotoGP akan terlihat bolong-bolong di bagian depan dan belakang. Ini membuat pengendara tetap merasa nyaman saat balapan.
Seiring berkembangnya zaman, merk-merk wearpack beken seperti Alpinestars dan Dainese melengkapi wearpack dengan airbag (balon pelindung) di sejumlah titik rawan pada tubuh. Sensor khusus bakal mengirimkan sinyal pada balon agar mengembang bila rider mendapat benturan dari kecepatan tertentu.
“Wearpack memiliki tugas utama memberikan kinerja terbaik untuk pembalap. Namun, benda ini juga harus memastikan, pembalap tetap terlindungi sekaligus mencegah pembalap dari cedera fatal,” begitu kata Alpinestars.
Lantas berapa harganya? Bila dikurs ke mata uang rupiah, nilainya mencapai Rp 100 juta. Tertarik memiliki?