BABAT POST – Huawei Technologies Co mencatat sejarah baru. Perusahaan ini menjadi vendor ponsel asal Tiongkok pertama yang mengapalkan 100 juta unitsmartphone dalam setahun, dan mengalahkan pemain besar, seperti Samsung Electronics dan Apple Inc.
Pencapaian itu disampaikan oleh perusahaan berbasis di Shenzen tersebut pada Kamis (7/1/2016). Huawei membukukan pendapatan tahunan senilai 395 miliar Yuan atau sekitar Rp 804,7 triliun pada 2015. Artinya, Vendor asal Tiongkok ini mencatatkan pertumbuhan tahun ke tahun (year-on-year growth) sebesar 37 persen.
Angka ini, menurut informasi Reuters yang dikutip dari GSM Arena, Minggu (3/4/2016), merupakan pertumbuhan pendapatan tahunan terbesar Huawei dalam tujuh tahun terakhir.
Untuk laba bersih, Huawei mencapai 36,9 miliar Yuan atau sekira Rp 751,7 miliar. Angka ini naik 32 persen dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 27,9 miliar Yuan atau setara dengan Rp 568,4 miliar. Dalam hal ini divisi handsetperusahaan memainkan peran penting dengan 44 persen lonjakan pengiriman.
Perlu diketahui, Huawei telah menjadi vendor smartphone Tiongkok pertama yang mengirimkan 100 juta unit handset di tahun 2015. Hal ini membuat Huawei unggul dari vendor Tiongkok lainnya seperti Xiaomi dan Lenovo.
Selain itu, lini bisnis telekomunikasi Huawei–yang kini menyumbang sekitar 59 persen dari pendapatan perusahaan–juga mengalami lonjakan 21,4 persen dari tahun lalu, terutama disebabkan adopsi teknologi 4G di Tiongkok.
Deputy Chairman of the Board Huawei, Guo Ping mengatakan bahwa pertumbuhan Huawei ini merupakan “akibat langsung dari fokus strategis dan investasi besar-besaran dalam bisnis inti Huawei”.
Pihaknya mengaku pencapaian ini terjadi karena tingginya penjualan di Tiongkok dan Eropa Barat, di mana Huawei memang membidik pasar dengan marjin tinggi lewat model ponsel yang diproduksinya.
Performa Huawei mulai muncul ketika pemain besar — Samsung misalnya — sedang mengalami masa sulit. Samsung bahkan sempat menyebutkan bahwa kondisi tersebut diprediksi berlanjut hingga 2016 dikarenakan pelemahan ekonomi global dan ketatnya kompetisi.
Sementara, Nikkei melaporkan bahwa Apple diperkirakan memangkas jumlah produksi model iPhone terbarunya sebesar 30 persen pada periode Januari-Maret karena persediaan di gudang masih banyak.
Kendati demikian, analis menilai terlalu dini apabila Huawei digadang-gadang menjadi pesaing berat Samsung dan Apple, sebab vendor Tiongkok lainnya — Xiaomi dan Lenovo — bersaing ketat dengan harga.