Demam Berdarah kembali makan nyawa di Bekasi

Babatpost.com – Musim hujan telah datang, derasnya hujan yang menhantam beberapa wilayah dijakarta sepertinya memberikan dampak yang cukup signifikan seperti banjir dan juga penyakit. Salah satuny adalah demam berdarah dengue (DBD), penyakit yang disebarkan oleh nyamuk ini telah merenggut 9 nyawa bayi di daerah Bekasi.

Data jumlah balita yang terserang wabah penyakit dan meninggal itu tercatat oleh RSUD Kabupaten Bekasi hingga akhir Januari 2016.

Read More

(baca juga : virus paling berbahaya yang pernah dikenal manusia berikut ini)

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Ari Muharmansyah Boestari mengatakan, sedikitnya ada sembilan pasien balita meninggal diduga menderita DBD.

“Sebetulnya, tujuh yang memang sudah positif DBD. Dua balita lainnya masih belum bisa dipastikan apakah meninggal karena DBD atau lainnya,” kata Ari, Jumat (5/2/2016).

Di Kabupaten Bekasi, ia mengungkapkan, penderita DBD sejak 2015 sampai Januari 2016 jumlahnya mencapai 626 kasus. Namun, peningkatan ini terjadi hanya pada Januari tahun ini.

“Pergantian musim kemarau ke musim hujan menjadi salah satu faktor penyebabnya,” ujarnya.

Meninggalnya balita akibat DBD, Ari mengatakan, dikarenakan minimnya pengetahuan orangtua atas penyebaran virus tersebut.

Sejauh ini, orangtua hanya menganggap demam yang dialami anak-anaknya hanya demam biasa. Padahal, demam itu bisa membuat si anak meninggal dunia. “Mereka (orangtua) selalu menganggap remeh penyakit DBD,” tuturnya.

Ari mengakui, di Kabupaten Bekasi ada tiga daerah yang dianggap rentan penyebaran DBD. Ketiga wilayah itu berada di Kecamatan Setu, Kecamatan Cikarang Barat, dan Kecamatan Cibitung.

Rata-rata penyebaran virus itu lebih besar dalam Januari ini. “Jumlah di ketiga daerah itu cukup tajam peningkatannya pada bulan ini,” ucapnya.

Berdasarkan data, di Kecamatan Setu terdapat 33 kasus penderita DBD, Kecamatan Cikarang Barat terdapat 28 kasus, dan Kecamatan Cibitung terdapat 21 kasus.

Sementara itu, wilayah yang terendah penyebarannya ada di Kecamatan Tambun Selatan yakni hanya satu kasus. “Data itu sesuai dengan data yang masuk dari puskesmas,” katanya.

Untuk pencegahan ke depannya, Ari menjelaskan, pihaknya akan giat melakukan sosialisasi pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di tiap-tiap daerah.

Salah satunya dengan memberikan penyuluhan soal lingkungan bersih. “Dengan memberantas sarang nyamuk yang bisa dilakukan pencegahan,” tuturnya.

Related posts