Babatpost.com – Selain laporan medis dari beberapa sumber bahwa virus Zika menyebar cepat karena nyamuk Aides aegepti dan juga Chikungunya, ternyata ada media lain yang mampu memediasi virus ini berpindah tubuh dan menularkan. Yaitu dengan berhubungan seks.
Satu studi menyatakan bahwa virus Zika ditemukan di dalam cairan seorang pria dari Tahiti. Studi kedua menyatakan bahwa virus tersebut menular dari tubuh seorang pria ke istrinya setelah berhubungan seks. Tapi apakah itu bisa menjadi faktor risiko yang buruk?
(baca juga : Virus zika bahaya jika menyerang orang dengan kondisi berikut ini)
Salah satu kesimpulan dari studi tersebut diklaim oleh Profesor Brian Foy, seorang ahli biologi dari University of Colorado, yang tertular virus dalam perjalanannya ke Senegal. Ia dan rekan kerjanya tengah mengumpulkan nyamuk dari perkampungan di Asia Tenggara yang sering menggigit mereka.
Lima hari kemudian, saat dia pulang, Profesor Foy mengeluhkan sakit dengan keluhan kelelahan ekstrim, pergelangan bengkak, kemerahan, dan sakit saat berkemih. Beberapa minggu kemudian, istrinya juga mengembangkan gejala yang sama ditambah sensitivitas terhadap sinar matahari.
Gejala tersebut masing-masing dialami setelah hubungan seks dilakukan. Dari situ, Profesor Foy dan anggota penulis studi yang dipublikasikan dalam jurnal Emerging Infectious Diseases, percaya bahwa kejadian itu terjadi karena adanya transmisi virus melalui hubungan seks.
Kasus lain yang dialami pasien asal Tahiti menemukan virus Zika di dalam cairan semen. Dalam jurnal Emerging Infectious Disease yang ditulius tahun lalu, mereka menjelaskan bagaimana pria berusia 44 tahun tersebut merasakan gejala selama infeksi mewabah di French Polynesia.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan minggu ini, Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan masih tidak ada bukti yang cukup untuk menemukan hubungan tersebut. Peran nyamuk Aedes dalam mentransmisikan virus Zika telah didokumentasikan dan dipahami dengan baik. Sementara bukti-bukti tentang penularan lainnya terbatas, kata mereka.
“Zika memang telah ditemukan di dalam air mani manusia, dan satu kasus penularan melalui hubungan seksual telah dijelaskan. Namun, lebih banyak bukti yang diperlukan untuk mengonfirmasi apakah kontak seksual merupakan sarana penularan Zika,” ujar WHO, seperti dilansir dari Dailymail, Rabu (27/1/2016).