Babatpost.com – Sebuah organisasi baru mencuat di Indonesia bernama Gafatar, Gerakan Fajar Indonesia. Menurut informasi yang berhasil dihimpun organisasi ini dianggap sesat dan sedang mengumpulkan kekuatan ditanah air.
Menurut Pendiri NII (Negara Islam Indonesia) Crisis Center, Ken Setiawan, Gafatar merupakan organisasi yang lahir dari sempalan NII. Para pendiri Gafatar merupakan orang-orang yang merasa tak lagi sejalan dengan NII, dan berusaha mewujudkan mimpi barunya.
Visi utama yang dimaksud adalah tatanan dunia baru yang mengandung misi-misi besar, antara lain; mengajak pendekatan antar-agama, menghilangkan fanatisme agama, persaudaraan antar agama, penyatuan agama.
“Gafatar Ini terdaftar di Kemendagri sebagai ormas yang resmi, sampai sekarang. Karena tidak ada bukti yang kuat, makanya pemerintah sejauh ini hanya memonitor saja,” kata Erwin, Senin malam, 11 Januari 2016.
Ken menyatakan, Gafatar terbentuk di Jakarta. Kegiatannya terlihat baik, seperti kerja sosial, bimbingan belajar gratis, dan sejumlah kegiatan positif yang mendukung program pemerintah.
“Tetapi itu hanya kedok, mereka punya rencana besar. Mereka ingin membuat negara Islam sendiri. Bahkan mereka sudah menyiapkan lahan seluas lima ribu hektar untuk lima ribu kepala keluarga. Ada rencana untuk membuat hunian dengan berdasarkan suku-suku dari mana mereka berasal, seperti negara sendiri,” kata Ken.
Ken mengaku tahu betul seluk beluk kegiatan mereka. Secara garis besar, menjiplak apa yang dilakukan NII. Sementara pendanaan sendiri datang dari luar negeri.
“Semua anggotanya enjoy, tak ada yang merasa diculik. Mereka memang tak boleh berkata jujur. Makanya mereka sering bilang ke keluarga yang ditinggalkan tidak usah khawatir dengan keadaannya, karena semua menikmati,” kata Ken menjelaskan.
Selain pendanaan dari luar, mereka juga kerap menghimpun dana dengan dalih yayasan anak yatim. Maka jangan heran, kata Ken, jika banyak ditemukan minta sumbangan anak yatim yang mudah dijumpai dekat ATM-ATM. Meski tak semua demikian, sebagian di antaranya merupakan ‘kerjaan’ Gafatar.
Tak cuma orang yang tak memiliki uang, Gafatar dikatakan Ken juga merekrut orang-orang pintar, di antaranya Dokter Rica dan sejumlah dokter lainnya.
“Memang arahnya ke situ (negara baru), jadi ada yang tak mampu dan mampu pun jadi satu. Yang pintar nantinya memimpin dan membantu. Semua orang berpotensi, dari SD, kaya-miskin, semua bisa jadi obyek. Kalangan buruh juga banyak sekali,” katanya.
Sementara itu, Kapolda DIY Brigadir Jenderal Polisi Erwin Triwanto menyatakan, jika pihaknya memang sempat mendatangi lokasi diduga markas Gafatar berada, saat mencari keberadaan Dokter Rica.
Di sana, ia melihat sebuah perkampungan di Kalimantan, yang penduduknya sudah dibagi-bagi per wilayah.
“Jadi, (hunian) itu sesuai dengan dari mana mereka berasal. Yang dari Yogya, ada kompleks khusus orang Yogya, dan lain-lainnya,” kata Erwin saat berbincang dengan tvOne.
Namun demikian, pihaknya hingga saat ini masih terus melakukan penyelidikan, dan belum berani mengambil kesimpulan terlalu jauh, sampai ada keputusan dari pemerintah.
“Yang pasti kami imbau agar para orangtua untuk selalu mengawasi putra-putrinya, karena usia-usia mereka sangat potensial untuk direkrut,” kata Erwin.
Sedangkan Ketua Komisi Kajian Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof Utang Ranuwijaya menyatakan, hingga kini mengaku masih terus melakukan kajian mendalam terkait Gafatar.
“Sejauh ini kami terus melakukan penelitian. Dari kegiatan mereka yang tertuang dalam AD/ART memang adanya kegiatan terselubung, tetapi belum secara pasti. Dalam waktu dekat kami akan melaporkan kajian terhadap Gafatar,” singkat Utang.