Babatpost.com – Ajang CES 2016 yang dihelatdi Las Vegas mengundang banyak pabrikan Consumer elktronik. Dan tentu mereka akan memamerkan teknologi paling mutakhir yang mereka miliki.
Kali ini kita bicara Drone, pesawat tanpa awak yang lagi ngetren ini juga banyak pengembangnya saat ini. Dan yang paling terkenal adalah DJI.
Baca juga : LG kenalkan layar Handphone yang bisa digulung
Tetapi, panggung CES 2016 menjadi ‘tanda perang’ yang dialamatkan ke DJI. Sebab, pada panggung itu Yuneec merilis drone terbarunya, yang dinamai Typhoon H. Drone ini dihadirkan sebagai pesaing drone Inspire 1 milik DJI.
Sebagai penantang, Typhoon H punya bekal teknologi untuk menantang Inspire 1.
Dikutip dari Telegraph, Rabu 6 Januari 2016, Typhoon H hadir dengan teknologi kamera Intel terbaru, yaitu RealSense Intel. Dengan teknologi itu, CEO Intel Brian Krznich mengatakan drone Yuneec punya kemampuan sangat pintar, yaitu menghindari tabrakan dengan objek, misalnya pohon yang ada di lingkungan dengan memanfaatkan sensor inframerah.
“Ini merupakan drone konsumer pertama yang benar-benar pintar,” kata bos Intel tersebut.
Drone ini juga punya teknologi deteksi objek dekat dengan menggunakan deteksi ultrasonik. Teknologi ini secara otomatis bisa menghindari rintangan besar.
Di luar soal teknologi Intel itu, Typhoon H datang dengan beberapa fitur lainnya. Misalnya kamera yang bisa 360 derajat, enam baling-baling. Jika drone kehilangan dua baling-balingnya, tetap bisa stabil dan terbang seperti biasa.
Untuk menyaingi Inspire 1, drone penantang ini dilengkapi kemampuan merekam video kualitas 4K, dengan kamera 12 MP, kamera yang sama pada seri drone Inspire 1.
Kehadiran drone buatan Yuneec untuk menyaingi Inspire 1 tentu dengan harga yang ditawarkan. Untuk Typhoon H dengan peralatan lengkap dibanderol US$1799, lebih mudah US$800 dari Inspire 1.
“Bagian inti dari misi kami adalah membawa kemungkinan kemajuan kreatif dan baru yang bisa dijangkau semua orang,” kata Yu Tian, CEO Yuneec International dikutip The Verge.
Tian mengatakan perusahannya telah memiliki insinyur yang merancang Typhoon H untuk mendefinisi ulang apa yang harus diharapkan didapatkan konsumen untuk membeli sebuah drone.
“Misalnya, konsumer mengharapkan ada lapisan fitur profesional. Dan, bicara soal harga, tidak ada drone yang Typhoon H dengan nilai dan kapabilitas yang dimilikinya,” kata Tian.