Babatpost.com – Liburan panjang yang terjadi sejak tanggal 24 Desember 2015 lalu sepertiya bakal diprediksi bakal membuat arus jalan diseputaran Puncak Bogor macet berat. Hal ini pun tidak luput dari para pencari nafkah dadakan di daerah terdekat. Terutama Pak Ogah atau para pengaman jalan dadakan.
Asep (35) salah seorang warga Kampung Sawah, Kecamatan Ciawi sudah bertahun-tahun berprofesi menjadi ‘Pak Ogah’ pada saat weekend atau musim libur panjang yang berada di simpangan jalur alternatif.
“Saya seperti ini sudah sekitar 10 tahun. Tapi mangkal kaya gini cuma pas hari libur saja kalau hari biasa saya kerja jadi buruh serabutan,” kata Asep, Sabtu (26/12/15).
Asep menambahkan, profesi dadakan yang digelutinya selama bertahun-tahun ini cukup menggiurkan. Dalam kurang dari sehari, ia bisa mengumpulkan receh hingga Rp100 ribu rupiah.
“Dari pagi sampai siang kalau lagi padet-padetnya bisa sampe Rp100 ribu kalau biasa aja ya paling sekitar Rp30 ribu hingga Rp50 ribu,” tambahnya.
Selain itu, selama ia berprofesi sebagai ‘Pak Ogah’ ia dan beberapa rekan lainnya tidak pernah memaksa para pengemudi yang melintas untuk memberikan uang.
“Saya mah enggak pernah maksa, kalau enggak dikasih ya udah enggak apa-apa. Saya cuma bantuin mobil yang lewat buat nunjukin jalan sama ngatur jalan aja. Dikasih Rp500 juga saya terima,” ungkapnya.
Sementara itu, Yudi salah satu pengendara asal Jakarta pengguna jalur alternatif mengatakan, kehadiran ‘Pak Ogah’ tersebut dinilai cukup membantu memberi petunjuk jalan di tengah kemacetan panjang Jalur Puncak.
Namun demikian, dirinya harus menyiapkan uang ekstra untuk diberikan kepada ‘Pak Ogah’ di sepanjang jalur alternatif yang jumlahnya mencapai belasan hingga puluhan orang.
“Ya cukup membatu sih, kalau yang enggak tau jalan bisa dikasih petunjuk. Tapi ya lumayan juga ngeluarin receh Rp1000 dan Rp2 ribu setiap belokan,” jelasnya.