BabatPost.com – Saat ini semua sosial media banyak sekali digunakan oleh kita, tidak terkecuali sosial media WhatsApp yang dimiliki oleh Facebook.
Berdasarkan data terakhir Facebook, jumlah pengguna WhatsApp di seluruh dunia sudah mendekati angka 1 miliar orang. Dan sama dengan jejaring sosial lain, di antara semua pengguna itu pasti ada beberapa yang ketagihan WhatsApp.
Ada tanda-tanda khusus dari pengguna yang tidak mampu hidup tanpa aplikasi chatting ini. 10 Tanda ini misalnya,
- tak ingat jumlah grup chatting yang diikuti,
- membuat terlalu banyak grup yang sejatinya tak terlalu penting,
- (tetap) rajin cek update status di WhatsApp meski sedang bersama teman, keluarga, atau pacar,
- sering unggah video, gambar, atau quote,
- gelisah saat pesan sudah di’read’ tapi belum juga dibalas,
- doyan ganti foto profil setiap hari,
- isi chatting penuh dengan emoji,
- hal pertama yang dilakukan setelah bangun adalah buka WhatsApp,
- aplikasi terakhir yang diperiksa sebelum tidur (masih juga) WhatsApp, dan
- kerap ditegur bahkan dibentak orang lain gara-gara buka WhatsApp.
Bagaimana jika semua tanda kecanduan WhatsApp itu terjadi?
Hal pertama yang mungkin perlu kamu lakukan adalah jujur pada diri sendiri jika sudah ketagihan WhatsApp. Meski sepele, banyak orang pasti tidak akan mengakui bila diri mereka ketagihan. Padahal, ‘sadar diri’ jika sudah kecanduan adalah resep terbaik untuk bisa sembuh.
Kecanduan WhatsApp dan jejaring sosial lain bisa membuat kita terisolasi dari lingkungan dan melewatkan kegiatan lain yang lebih bisa mengembangkan diri.
Kamu bisa mencoba mencari sumber kecanduan lain selain WhatsApp, dan sangat disarankan yang tidak berhubungan dengan gadget atau sosial media lain. Misalnya, olahraga, bermain musik, atau memasak bisa menjadi kegiatan lain yang bisa membuat hidup lebih berguna.
Namun bagaimana bila kita menggunakan WhatsApp untuk kerja? Pasti sangat sulit untuk berhenti. Obatnya sebenarnya cukup sepele, yakni lebih sering berbincang dengan teman atau orang lain. Komunikasi langsung masih dianggap ilmuwan lebih baik bagi otak dan kepribadian ketimbang dengan sosial media digital semata. Selamat membasmi kecanduan WhatsApp!