babatpost.com – Masih berstatus waspada sejak tiga hari yang lalu, aktivitas vulkanik gunung bromo masih belum menurun malah semakin meningkat dan menyemburkan abu vulkanik. Abu vulkanik yang bercampur asap putih pekat ini menyembur sekira 150 meter dari bibir kawah dan terbawa arah angin. Abu tipis menerjang dua desa di sekitar Gunung Bromo yakni Desa Ngadisari dan Desa Ngadirejo, Kecamatan Sukapura.
Semburan abu vulkanik yang mengandung silica tersebut terjadi pada saat malam hari. Abu yang berbahaya bagi mata dan pernafasan jatuh pada pemukiman dan lahan pertanian warga. Atap rumah warga terlihat berwarna coklat kehitaman.
Berdasarkan pantauan Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG), abu vulkanik terpantau keluar dari mulut kawah sejak tiga hari terakhir. Semburan abu vulkanik ini menyebar pada radius antara 3-4 Km mengarah ke timur laut atau arah Kota Probolinggo.
Kepala PVBMG Gunung Bromo, Ahmad Subhan, mengatakan, semburan abu vulkanik rata-rata terjadi pada malam hari. Abu yang bercampur asap beraroma belerang jatuh di pemukiman warga hanya menyisakan debu.
“Abu vulkanik ini tersembur dari kawah Gunung Bromo bercampur asap putih hingga mencapai ketinggian 150 meter. Abu yang terbawa angin ini jatuh di pemukiman warga berbentuk debu tipis,” kata Ahmad Subhan.
Menurut Subhan, abu vulkanis ini sangat berbahaya bagi kesehatan jika mengenai mata atau terhirup paru-paru dalam jangka panjang. Sehingga pihaknya mengimbau kepada masyarakat dan wisatawan untuk menggunakan masker pelindung dan kacamata saat berada di luar rumah.
Seorang wisatawan asal Bandung, Kamal, mengaku tidak terlalu kawatir dengan peningkatan aktivitas Gunung Bromo. Sebaliknya, asap yang mengepul dari bibir kawah tersebut justru menambah eksotika Gunung Bromo.
Terakhir letusan gunung Bromo terjadi 2010 dan malah menjadi wisata bagi pendusuk dan pecinta alam.