TNI kirim 7 KRI, amankan zona laut Cina Selatan

Babatpost.com – Indonesia kembali dipusingkan dengan polemik perbatasan antar negara. Laut cina Selatan kondisinya sedang memanas akibat perebutan lokasi antara Amerika, Cina, Rusia dan Juga Indonesia. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Ade Supandi menegaskan pihaknya berkomitmen menjaga kedaulatan NKRI.

“Kita kalau di laut itu pengawasan di choke point bagian dari strategi angkatan laut. Mengamankan jalur-jalur terdekat ke kita, jadi tidak bisa sembarangan. Kalau di lihat dari laporan-laporan AL ke Mabes TNI itu adalah komitmen dari Mabes TNI untuk menjaga kedaulatan NKRI, termasuk di Laut Sulawesi,” ujar Ade di Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (6/11/2015).

Read More

Ade menambahkan, ketujuh KRI tersebut bakal berpatroli rutin selama setahun di wilayah perbatasan. Ia menegaskan, kegiatan operasi itu berkenaan dengan keadilan di laut, baik Natuna, Sulawesi dan Samudera Hindia.

“Itu kan operasi rutin, kita kan dalam 365 hari kegiatan patroli itu kegiatan patroli pengamanan perbatasan, ZTE. Dan juga kegiatan patroli yang berkenaan dengan keadilan di laut, baik di Laut Natuna, Sulawesi, maupun Samudera Hindia,” imbuhnya.

Adapun penolakan otoritas Australia terhadap joint patroli dengan Amerika Serikat terkait pengamanan Laut Cina Selatan, Ade mengaku pihaknya menunggu arahan pemerintah.

Prajurit matra laut, kata dia, juga tidak akan langsung mengiyakan tawaran joint patrol dengan negara lain. Terlebih pihaknya bakal mengkaji. Terlebih TNI AL, juga terikat pada prinsip politik luar negeri terkait penjagaan wilayah Laut Cina Selatan.

“Kita TNI AL melaksanakan kebijakan pemerintah. Nanti panglima TNI meyiapkan instruksi kepada saya untuk penyiapan unsur. Tapi berkaitan dengan kerjasama joint patrol di Laut kita juga belum mengiyakan, itu berkaitan dengan posisi kita juga. Yang jelas kita tetap berpegang pada prinsip politik luar negeri kita mengenai Laut Cina Selatan,” pungkasnya.

Related posts