Babatpost.com – Menurut para pengamat ekonomi ada beberapa faktor yang mempengaruhi soal susahnya penguatan mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika. Reza mengatakan sentimen yang membuat pergerakan rupiah melemah diantaranya, rilis pertumbuhan ekonomi RI sebesar 4,73 persen (year on year) dan 3,21 persen per kuartal di anggap masih di bawah estimasi. Ini menunjukan ekonomi Indonesia masih mengalami perlambatan.
Selain itu, faktor lainnya penurunan daya beli masyarakat sepanjang 2015 hingga kuartal ketiga, belum meningkat signifikannya nilai ekspor, hingga masih lambatnya penyerapan anggaran yang berujung pada realisasi program-program pembangunan di pusat maupun daerah. Semua faktor tersebut memberikan kontribusi perlambatan ekonomi secara nasional.
“Akibatnya laju rupiah pun berbalik melemah. Apalagi, juga dihadapkan pada sentimen komentar The Fed terkait kemungkinan kenaikan suku bunga di akhir tahun dan imbas pelemahan beberapa mata uang terhadap dolar AS seperti ounds sterling, yuan, won, dan beberapa lainnya turut menambah sentimen negatif,” ucapnya.
Bahkan, lanjut Reza, adanya Paket Kebijakan Ekonomi Jilid VI pun yang secara prinsip menyangkut tiga hal yang akan diatur, yakni kawasan ekonomi khusus, pengelolaan sumber daya air, dan importasi bahan baku obat dan makanan tidak juga mampu menghalau pelemahan laju rupiah.
Pihaknya menargetkan batas bawah pergerakan rupiah hari ini di level Rp 13.580 dengan pergerakan di kisaran Rp 13.612-Rp 13.1395.
“Peluang berlanjutnya pelemahan masih dimungkinkan terjadi. Apalagi jika data-data yang akan dirilis, maupun sentimen yang keluar tidak memberikan sentimen yang positif ke pasar, maka dapat mengonfirmasi pelemahan lanjutan,” lanjut dia.