Hujan, hajar asap yang masuki kota Bengkulu

Babatpost.com – Asap yang memasuki kota Bengkulu mulai menghilang setelah hujan lebat mengguyur wilayah tersebut. Husni Kepala BPBD Bengkulu mengungkapkan rasa syukurnya walaupun hujan yang turun tidak terlalu lama, paling tidak hal ini bisa membuat kondisi udara di sini lebih bagus.

Hujan juga mampu membersihkan tumpukan sampah yang ada di saluran selama kemarau, serta debu yang menempel di pohon-pohon pelindung di sejumlah ruas jalan protokol di Kota Bengkulu. Kondisi cuaca saat ini juga cenderung cerah. Jarak pandang pun kembali normal diatas 1,5 kilometer (km) dari sebelumnya hanya berkisar 200 meter hingga 500 meter saja.

Read More
Berita Terkait :  Tukang becak naik haji ini nabung 5000 perhari selama 13 tahun

“Kita berharap hujan pada Jumat malam sebagai akhir dari musim kemarau melanda daerah ini, sehingga kabut asap tidak lagi menyelimuti Bengkulu lagi,” ujar Husni.

Sementara itu, Kepala BMKG Bengkulu, Edi Siswantoro mengatakan, pada Jumat (30/10) malam hujan tidak hanya turun di Kota Bengkulu saja, tapi hujan juga melanda beberapa kabupaten lainya di daerah ini, seperti Seluma, Bengkulu Selatan dan Rejang Lebong.

Meski hujan turun tidak berlangsung lama, tapi ini menandakan musim kemarau akan segera berakhir di Bengkulu. Sesuai prakiraan BMKG hujan mulai turun di daerah pada November. Diperkirakan hujan turun pada bulan November intensistasnya masih sedang dan akan meningkat pada bulan Desember mendatang.

Berita Terkait :  Ratusan pelaku pembakaran hutan Riau ditangkap

Kita berharap hujan pada Jumat malam terus berlanjut sehingga musim kemarau di Bengkulu segera berakhir,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan Sarkam (47), salah seorang petani di Kota Bengkulu. Ia mengatakan, hujan pada Jumat malam sebagai tanda akan berakhir musim kemarau di daerah ini. Sebab, para petani di Bengkulu, sudah cukup lama menunggu hujan turun agar bisa kembali menggarap sawah untuk ditanami padi.

“Sudah hampir 3 bulan ini petani di Bengkulu tidak turun ke sawah karena kekeringan, dan air irigasi tidak mampu lagi mengairi sawah petani lagi, akibat debitnya terus menyusut,” ujarnya.

Related posts