Babatpost.com –
Bahan peledak berjenis triaceton triperoxide (TATP) ini lah yang meledak di Mal Alam Sutera, bahan ini pertama kali dgunakan dalam kasus bom di Indonesia. Ada nama lain untuk peledak ini mereka menyebutnya MOther of Satan.
“Disebut Mother of Satan karena sangat berbahaya mudah meledak. Kena panas atau disenggol bisa meledak. Kadang sudah dipasang dan disetel dengan detonator malah tidak meledak. Jadi jenis ini terbilang tidak stabil,” kata Tito di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (29/10/2015).
Tito menambahkan, hanya ada dua peristiwa peledakan besar yang menggunakan TATP di dunia terorisme dan antiterosme. Pertama, Shoe Bomber yang digunakan tersangka Richard Reigh, warga Inggris. Saat itu Richard tengah berangkat dari Paris menuju Miami pada 2001 dan kemudian hendak membakar sepatunya yang berisi TATP tetapi digagalkan.
Kemudian, lanjut Tito, peristiwa lainnya terjadi di London 7 Juli 2005. Hanya digunakan 4,5 kilogram TATP terhadap bom di underground dan bom di bus London. Akibat peristiwa itu sebanyak 52 orang meninggal dunia dan 700 lebih terluka.
Tito menjelaskan, kasus peledakan bom yang dilakukan Leo disebut dengan fenomena wolfman lantaran melakukan aksinya seorang diri.
“Dia ini serigala yang melakukan aksinya sendiri. Kalau serigala kan pada umumnya berkelompok. Nah dia sendirian. Dia rakit sendiri bomnya, diletakkan sendiri, kemudian diledakkan sendiri,” pungkasnya.
Menurut Tito, kenapa Leo merakit bom jenis tersebut karena memang TATP jenis bom yang tergolong mudah dibuat. “Ini mudah sekali dibuat dengan komponen rumah tangga pakai thinner atau cat. Pertama kali kasus ini terjadi di indonesia kan pakai chemical bom buatnya,” pungkasnya.