Pengusaha Memberi 200 Unit Rumah Baru Ke Prajurit TNI

Rabu (28/10/2015), Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menerima penyerahan dan peresmian perumahan di jajaran Kodam Jaya sebanyak 200 unit, dilaksanakan secara simbolis dari Tahir Foundation-Mayapada Group di Batalyon Kavaleri 7/Sersus Cijantung, Jakarta Timur.

Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam sambutannya mengatakan, berkaitan dengan pembangunan rumah ini, sejalan dengan komitmen Panglima TNI untuk meningkatkan kesejahteraan dalam strategi pembangunan TNI kedepan.

“Satuan dikatakan profesional bila satuan tersebut adalah satuan yang dilengkapi, dilatih, dididik dan diberi kesejahteraan. Kesejahteraan itu ada perumahan, penghasilan, pendidikan, latihan dan kesehatan,” kata Gatot.

Berita Terkait :  Kasad terima laporan Korps Kenaikan Pangkat 23 perwira tinggi TNI AD

“Kami pahami bersama bahwa pemerintah sudah sangat komitmen memberikan kesejahteraan secara bertahap tetapi harus disadari bahwa pemerintah memperhatikan kesejahteraan bukan hanya TNI saja, tetapi lingkupnya sangat luas yaitu seluruh masyarakat Indonesia,” kata Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Dalam kesempatan ini, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan ucapan terima kasih kepada rekan-rekan pengusaha yang memahami hal ini, sehingga memberikan perhatian untuk mempercepat apa yang diperlukan oleh TNI, dengan memberikan bantuan perumahan untuk prajurit TNI.

Berita Terkait :  Willem Iskander dan Engku Mohammad Syafei Tokoh Pendidik Indonesia yang Pemikirannya Lampaui Orang Sezamannya

Kepada Prajurit TNI Batalyon Kavaleri-7, Panglima TNI menekankan agar selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

“Para prajurit yang menempati rumah ini, hendaknya dipelihara dan dibenahi bila ada yang kurang, sehingga tempat ini sebagai tempat pelabuhan dari keluarga, karena anggota Batalyon Kavaleri-7 hampir setiap saat bertugas untuk pengamanan VVIP yang selalu dilakukan tidak mengenal waktu, kadang-kadang bermalam, kadang-kadang mereka bertugas di hotel-hotel yang mewah, melihat begitu mewahnya kehidupan tetapi begitu pulang kerumah betapa timpang sekali kondisinya. Ini yang harus benar-benar dipahami oleh para komandan dan keluarganya,” kata Gatot.

Berita Terkait :  Kisah pembebasan WNI disandera Abu sayyaf pada tahun 2005

“Selama ini kalau prajurit-prajurit sewa rumah diluar atau ngontrak minimal Rp 500.000,- dan itu juga rumah-rumah bedeng, lingkungannya juga bukan lingkungan militer, berbagai profesi dan mudah mempengaruhi kehidupannya baik positif maupun negatif. Dengan adanya perumahan ini, para prajurit bisa hidup dengan lingkungan yang sehat, tertata rapi dan disiplin,” katanya.

Related posts