Rizal Ramli: Peringkat ITB Terus Merosot, Hapus Budaya Feodal di Kampus

Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli mengatakan, perguruan tinggi negeri di Indonesia sudah mencetak banyak doktor, namun hal itu tidak mampu menaikkan reputasi perguruan tinggi negeri Indonesia di tingkat dunia. Padahal, anggaran pemerintah untuk pendidikan setiap tahunnya juga terus meningkat.

Rizal Ramli juga heran mengapa reputasi Institut Teknologi Bandung atau ITB terus merosot. Bahkan tidak masuk ke dalam peringkat 600 besar perguruan tinggi di dunia. Rizal Ramli, yang merupakan alumnus Teknik Fisika ITB ini mensinyalir, budaya birokrasi yang feodal merupakan salah satu penghambat kemajuan perguruan tinggi di Indonesia.

Berita Terkait :  Kodam XVII/Cenderawasih serahkan 67 kendaraan operasional Mabes TNI AD

Ia mengatakan, kondisi ini sangat jauh berbeda dengan saat ia masih menjadi mahasiswa di kampus tersebut tahun 1978 silam. Menurutnya, pada saat itu, perguruan tinggi negeri Indonesia ada yang masuk peringkat 200 besar tingkat dunia, bahkan 150 besar.

“Kok ironis, anggarannya makin nambah, orang pintarnya, doktor, master makin banyak, tapi kinerjanya, prestasinya malah makin merosot. Jadi kita harus berubah, supaya dalam lima tahun harus ada universitas Indonesia yang bisa masuk 200 paling baik. Ini rusaknya karena universitas dikelola secara birokratis, tidak secara inovatif, tidak secara akademis,” kata Rizal Ramli.

Berita Terkait :  KSP kunjungi PLBN Entikong untuk serap aspirasi

Menurut Rizal, ITB dan perguruan tinggi negeri lainnya di Indonesia harus segera mencari terobosan agar bisa meraih peringkat terbaik dunia. Salah satunya dengan menghilangkan budaya birokrasi yang feodal di lingkungan kampus serta mendorong kreativitas dan inovasi. Rizal juga meminta rektor ITB agar mendatangkan 10 dosen terbaik dari perguruan tinggi favorit di luar negeri untuk mengajar di ITB.

“Satu, jangan mengelola universitas bagaikan mengelola birokrasi, jangan feodal, harus birokratis. Yang kedua, harus berani minta 10 dosen paling baik dari universitas terbaik di dunia buat mengajar di sini (ITB). Dan kita harus kirimkan 10 dosen (ITB) kita paling baik untuk mengajar di luar negeri,” usulnya.

Berita Terkait :  PBB marahin Pemerintah Indonesia perihal hukuman eksekusi mati

Sementara itu, Rektor ITB Kadarsah Suryadi mengatakan, upaya peningkatan kualitas perguruan tinggi terus dilakukan. Menurutnya, ITB masih sulit bersaing masuk ke peringkat 200 dunia seperti Institut Teknologi Massachusetts (MIT) dan Stanford University.

Related posts