Biarpun Mahkamah Agung sudah mengeluarkan putusan berkenaan dualisme kepengurusan Partai Persatuan Pembangunan Pembangunan merupakan bersama menerima kasasi kubu Djan Faridz, tetapi Kantor partai berlambang Ka’bah tersebut masihlah dijaga oleh jumlahnya orang.
Sejak berlangsung kisruh kepengurusan, Kantor DPP yang berada di Jalan Diponegoro No. 60, Jakarta Pusat, itu jadi rebutan antara kubu Romahurmuziy (Romy) dan kubu Djan Faridz. 2 Desember 2014 dulu pernah berlangsung benturan antara suporter ke-2 kubu buat menguasai Kantor pusat tersebut.
Diluar itu terhadap awal bulan dulu, berdar berita kantor DPP bakal digeruduk oleh kubu Romy. Info tersebut menciptakan Kantor DPP PPP terhadap tengah malam hri mencekam.
Banyaknya simpatisan kubu Djan berdatangan utk mempertahankan gedung, Pintu gerbang di kunci bersama gembok segede kepalan tangan dan banyaknya bambu disiapkan utk antisipasi bentrokan.
Sejak berlangsung kisruh, Kantor DPP PPP dikuasai oleh kubu Djan Faridz. Kelihatan dari nuansa di dalam gedung terdapat poto Djan Faridz yang berjejer bersama 9 photo mantan pimpinan parta PPP. Jumat petang (23/10/2015) Kantor PPP yang persis bersebelahan dgn Kantor pusat DPP PDIP itu, tertutup rapat.
Dua Pintu gerbang yang berada di depan dan disamping kanan gedung cuma di buka jika ada pengurus atau tamu yang masuk. Lima orang berjaga di Pos yang berada di dua sayap gedung. Di sisi lain keadaan di dalam Kantor sendiri terhadap petang tersebut tampak sepi. gak ada satu mobil serta yang terparkir.
Menurut Mukmin, salah satu orang penjaga yang berada di meja resepsionis loby gedung. Terhadap hri ke dua sejak keluarnya putusan MA, suasana Kantor sepi. Cuma sekian banyak pengurus dari kubu Djan Faridz yang berada di kantor. “Yang ramai itu tempo hari, ada rapat dan ketua umum (Djan Faridz) pula datang ,” menurutnya.
Dirinya tak menampik jika kantor bersama pagar besi lebih dari dua meter tersebut masihlah dijaga ketat. Tuturnya semenjak berjalan kisruh kantor Senantiasa dijaga terhadap siang dan tengah malam hri. Kantor dijaga oleh simpatisan bersama sukarela.
“Memang tetap dijaga, kita kan engga tahu apa yang berlangsung kelak, cuma buat jaga-jaga saja,” paparnya.
