Babatpost.com – Kabupaten dan KOta di Sumatra Utara menjadi giliran rentetan kebakaran hutan yang menimbulkan asap pekat. Kondisi ini semakin hari semakin parah, bahkan masyarakat tak bisa berbuat banyak dan hanya pasrah. Penanganan dari pemerintah setempat pun hanya setengah hati.
“Belum ada langkah positif yang dilakukan pemerintah di daerah dalam mengatasi keresahan masyarakat akibat kabut asap. Padahal, sudah banyak jatuh korban,” ujar seorang warga Panglima Denai, Dewi Indrayani (36), Sabtu (24/10) pagi.
Ibu anak tiga ini mengaku sangat menyesalkan pemerintah di daerah yang dianggap tidak perduli atas dampak kabut asap yang saat ini sedang mengepung masyarakat. Pemerintah di daerah hanya mengandalkan hujan untuk menyapu asap tebal itu.
“Kami satu keluarga terserang infeksi saluran pernafasan akut. Anak saya sampai batuk-batuk. Begitu juga dengan anak – anak tetangga, juga mengalami penyakit yang sama. Ini akibat kabut asap,” katanya.
Hal senada juga disampaikan warga kawasan Medan Selayang, Rosmeri (40). Dia menilai, pemerintah kota hanya melakukan kegiatan seremoni dalam membagi masker di tengah masyarakat.
“Pembagian masker tidak merata. Pembagian masker hanya di beberapa titik. Selain itu, tidak ada pembagian vitamin untuk kekebalan tubuh. Saya terpaksa membeli tabung dan regulator oksigen akibat kabut asap ini,” katanya.