Kabut Asap Sumatra kembali telan korban

Babatpost.com – Satu lagi bayi yang menjadi korban paparan kabut asap di Sumatra Barat, tepatnya Kecamatan Rao, Kecamatan Pasaman. Bayi yang meninggal ini bernama Salsabila Nadifa. Menurut kutipan dari Okezone.com Seorang Dokter di RSUD Lubuk Sikaping, Dr Khairunnisa, di Lubuk Sikaping, mengatakan, ada masalah di paru-paru bayi itu, apakah dia korban kabut asap atau tidak belum bisa dijelaskan, namun, dari ciri-ciri ditemukan ada indikasi korban meninggal akibat terpapar asap.

“Begitu tiba di RSUD, badan kondisi bayi membiru, mengindikasikan ada gejala paru-paru dan badan lemas, denyut jantung 40 per menit. Kondisi bayi sudah kritis. Kita menangani bayi sekitar 10 menit, dan nyawanya tak tertolong lagi, Kamis sore, sekitar pukul 16.00 WIB almarhumah menghembuskan napas terakhir,” kata Khairunnisa.

Read More
Berita Terkait :  Asisten Rumah Tangga Tewas Terjatuh Dari Apartemen Permata Residence

Sebelum dibawa ke RSUD tersebut, almarhumah Salsabila Nadifa, yang merupakan anak pertama dari pasangan Asmarani (23) dan Gusrizal (29), di daerah tempat tinggalnya saat ini diselimuti asap pekat, yang merupakan kabut asap kiriman, dimana pada Kamis (21/10) ada pada level berbahaya.

“Sejak lahir kondisi anak saya sehat-sehat saja, namun pagi sebelum ia meninggal dia saya bawa bermain ke luar rumah, saat kabut asap begitu pekat,” kata orang tua almarhumah, Asmarani.

Berita Terkait :  Kereta anjlok di Surabaya telan korban jiwa

Setelah itu, kata Asmarini, anaknya mulai mengalami gejala aneh, dan kesulitan bernapas, melihat kondisi anaknya, ia dan suaminya langsung melarikan anaknya ke Puskesmas terdekat. “Setelah dibawa ke Puskesmas sekitar pukul 15.00 WIB, mereka menyarankan Salsabila dirujuk ke RSUD Lubuksikaping,” jelasnya.

Ia menambahkan, dari keterangan dokter yang menangani, anaknya itu mengalami penyempitan saluran pernapasan, namun, tidak jelaskan secara rinci apa penyebabnya. “Anak saya sejak lahir normal, dia sehat tak pernah sakit,” katanya.

Sementara itu, Zuraidah (63), nenek korban menduga cucunya tewas akibat terpapar asap, setelah sang ibu membawa cucunya itu bermain di luar rumah di pagi hari. Jenazah baru diantar ke rumah duka, dengan ambulans ke rumah duka di Rao, sekira pukul 18.30 WIB, setelah sebelumnya dilakukan observasi terhadap bayi tersebut.

Berita Terkait :  Aparat Resor Gresik Berhasil Menangkap Perempuan Penyiksa Keponakannya Sendiri

Sehubungan dengan itu, dari data BPBD setempat, kualitas udara Kabupaten Pasaman, masuk pada level berbahaya juga berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BKG) yang melaporkan, tingkat pencemaran udara di daerah itu mencapai 465 Ug/meter persegi.

Kualitas udara yang menjadi tolak ukur udara di daerah itu, yakni di daerah Kototabang, dimana untuk kategori Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) masuk kategori berbahaya, dimana untuk ISPU sehat seharusnya dengan PM10 antara 1 sampai 50 ug/m3.

Related posts