Jusuf Kalla Akui Pertumbuhan Ekonomi Tak Sesuai

Selasa (20/10/2015), Jusuf Kalla kepada wartawan di kantor Wakil Presiden mengatakan bahwa ia tahu dan mengakui target pertumbuhan perekonomian tidak tercapai setelah setahun pemerintahan Joko Widodo. Target pemerintah awalnya adalah 6,2 persen, kemudian direvisi menjadi 5,7 persen.

Jusuf Kalla mengakui pemerintah masih kurang maksimal di bidang perekonomian antara lain dengan mempertimbangkan nilai impor Indonesia masih lebih besar dari nilai ekspor. Pemerintah juga mempertimbangkan berapa besar nilai perdagangan, penanaman modal baru hingga harga pangan.

Read More
Berita Terkait :  Kemarin, Cipta Kerja berlaku dua tahun hingga Konferensi Asia-Afrika

Pelemahan tersebut salah satunya disebabkan oleh keadaan ekonomi global. Menguatnya nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS), menyebabkan nilai tukar mata uang sebagian besar negara termasuk Indonesia melemah.

Pemerintah terus berupaya untuk mengantisipasi pelemahan perekonomian dalam negri yang disebabkan oleh kondisi ekonomi global. Salah satu strateginya, adalah dengan mengambil kebijakan yang bisa meningkatkan produktifitas.

Sementara untuk pertumbuhan ekonomi pada 2016, BI memperkirakan sebesar 5,3 persen hingga 5,7 persen. Perkiraan ini juga lebih rendah dibandingkan proyeksi semula 5,4 persen hingga 5,8 persen. Menurut Agus, perkiraan ini masih sejalan dengan target pemerintah 5,5 persen pada tahun depan.

Berita Terkait :  Presiden: Ekonomi terus merangkak naik karena COVID-19 terkendali

Selain merevisi pertumbuhan ekonomi, BI juga menurunkan perkiraan rata-rata nilai tukar rupiah tahun ini dan tahun depan. Sebelumnya BI memperkirakan rupiah pada 2015 berada pada kisaran Rp 13.200 per dolar AS dan Rp 13.400 per dolar AS ini pada tahun depan.

Kali ini, BI memperkirakan, rupiah berada pada kisaran Rp 13.000 hingga Rp 13.400 per dolar AS pada tahun ini. Sedangkan pada 2016, rupiah diperkirakan sebesar Rp 13.400 hingga Rp 13.700 per dolar AS. (Baca: Bank Dunia Revisi Target Pertumbuhan Ekonomi Indonesia)

Berita Terkait :  Jusuf Kalla Serukan Cinta dan Persatuan Bangsa

Agus mencatat, pelemahan rupiah sejak awal tahun sudah mencapai 11,8 persen ke level Rp 14.045 per dolar AS pada 24 Agustus 2015. Pelemahan ini lebih dalam dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sebesar 1,7 persen. Sedangkan rata-ratanya, kurs rupiah sudah mencapai Rp 13.088 per dolar AS.

Related posts