Deretan rak besi berisi lebih dari 10 ribu keping piringan hitam bersampul terletak di sebuah ruangan di Lokananta Solo. Lokananta merupakan museum sekaligus perusahaan rekaman pertama di Indonesia. Sampul-sampul piringan hitam tampak berdebu dan mulai pudar warnanya. Sejumlah petugas sesekali membersihkan dan mencoba piringan hitam tersebut.
Koleksinya sangat beragam, ada suara rekaman asli presiden pertama Soekarno membacakan teks proklamasi, lagu Indonesia Raya versi tiga stanza, dan berbagai lagu daerah dengan kualitas yang masih terdengar bagus.
Ketika berkunjung ke perpustakaan audio piringan hitam, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan keprihatinannya terhadap industri rekaman yang terpuruk akibat pembajakan karya cipta.
Salah seorang pegawai Lokananta mengatakan kepada Gubernur bahwa selama ini biaya operasional dan gaji pegawai mengandalkan produksi rekaman di Lokananta yang kini sepi dan tak seramai dulu saat piringan hitam dan kaset masih berjaya.
Artis Samsudin Hardjakusumah atau yang dikenal dengan sebutan Sam Bimbo, yang ikut dalam kunjungan ke Lokananta, tampak senang menemukan satu keping piringan hitam karyanya di tahun 1958 di ruang ini.
Sementara itu, tumpukan lebih dari 1.000 keping VCD bajakan berbagai klip video musik maupun film teronggok di halaman samping Lokananta. Ribuan kepingan VCD tersebut digilas dan dihancurkan dengan mesin oleh ratusan seniman, pejabat daerah, hingga kepolisian. Pemerintah juga mendukung aksi demo damai seniman anti pembajakan. Beli yang orisinal, asli, jangan yang bajakan.
Aksi ini salah satu rangkaian demo damai seniman anti pembajakan yang digelar di lokasi. Juru bicara aksi anti-pembajakan, Muhammad Sodiqin alias Cak Diqin mengungkapkan pembajakan karya cipta harus segera dihentikan. Ia berharap pemerintah tegas pada pelaku pembajakan karya cipta atau hak kekayaan intelektual.
Cak Dikin menegaskan bahwa dalam aksi ini nanti ingin penegakan hukum tentang hak cipta dilakukan secara tegas. Ia mewanti-wanti jangan sampai peradaran VCD bajakan terjadi semakin marak. Harapannya seniman – seniman, industri musik, seni, dan pemerintah sejahtera. Semua bekerjasama memberantas pembajakan karya cipta.