Redam Konflik Yahudi – Palestina, Israel Bangun Tembok Perbatasan

Rabu (15/10/2015) kemarin, Israel telah mengumumkan rencana untuk membangun sebuah tembok keamanan di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza yang telah diblokade, radio pemerintah Israel.

Menurut penyiar, tentara Israel berencana mendirikan pembatas sepanjang 65-kilometer dengan tujuan untuk mencegah warga Palestina di Jalur Gaza dari “infiltrasi” permukiman Yahudi yang terletak di sisi Israel dari perbatasan.

Langkah ini muncul di tengah serentetan kekerasan terbaru yang dimulai bulan lalu ketika pemerintah “Israel” menutup kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur, situs ketiga paling suci Islam, untuk laki-laki Muslim di bawah 50 tahun, sementara mempersilakan kelompok ekstremis pemukim Yahudi untuk memasuki komplek tersebut dalam jumlah besar.

Selama periode yang sama, sekitar 1,700 warga Palestina telah terluka oleh tembakan “Israel”, menurut angka yang dirilis oleh Departemen Kesehatan Palestina.

Senin (19/10/2015) di Yerusalem Timur, Israel. Telah berdiri megah dibangun setinggi lima meter di perbatasan Jabal Mukaber dan Armon Hanaziv. Hal ini untuk merespon konflik antara Yahudi dan Palestina, maka dari itu otoritas Israel dikabarkan membangun sebuah tembok non-permanen.

Minggu (18/10/2015) malam, tembok itu mulai dibangun dan diperkirakan akhir pekan ini selesai. Menurut Deutsche Welle, tembok itu akan dibangun setidaknya setinggi sembilan meter. Proyek ini diestimasikan memakan biaya sekitar Rp. 70,6 miliar. Inisiatif itu dilakukan dalam waktu kurang dari tiga hari setelah otoritas setempat memerintahkan agar daerah itu ditutup.

Pemerintah kotamadya Yerusalem menegaskan bahwa ini bukanlah tembok untuk mengepung (warga). Melainkan untuk mengantisipasi dan merespon dari konflik antara Yahudi dan Palestina. Tembok ini pun juga sebagai penghalang nantinya sebagai penghalang yang ditempatkan secara sementara di mana aksi lempar batu dan molotov terjadi di pemukiman Yahudi ini.

Selama ini, tindak kekerasan akibat konflik antara warga Yahudi dan Palestina di daerah itu kerap terjadi, seperti aksi lempar batu, molotov, dan lainnya. Tembok ini diharapkan dapat meredam konflik dan aksi kekerasan tersebut.

Sedangkan, mengomentari pembangunan tembok itu, seorang politisi Israel, Itzik Shmuli, menuduh PM Israel Benjamin Netanyahu membangunnya untuk memecah Yerusalem.

 

Related posts