Sabtu (17/10/2015), sekitar 2700 orang tiba di Slovenia, pengungsi menyeberang masuk Slovenia dari Kroasia setelah Hungaria menutup perbatasannya. Sebagian besar bertujuan ke Austria, Jerman, dan negara lain.
Kini pun Tentara Slovenia sudah disiagakan untuk membantu polisi dengan arus masuk pengungsi, kata Perdana Menteri Miro Cerar. Menurutnya, Slovenia akan menerima pengungsi selama Austria dan Jerman membuka perbatasan mereka.
Hungaria mengatakan bahwa mereka menutup perbatasannya dengan Kroasia pada Jumat (16/10) tengah malam kemarin, karena para pemimpin Uni Eropa gagal menyepakati rencana untuk mengurangi arus pencari suaka.
Bulan lalu, mereka menutup perbatasannya dengan Serbia, salah satu negara transit menuju Eropa Barat. Pada Sabtu (18/10/2015) kemarin, ratusan pengungsi dibawa naik bus menyeberangi Kroasia, dari perbatasan dengan Serbia menuju perbatasan dengan Slovenia.
Kebanyakan dari mereka sudah berjalan kaki selama berminggu-minggu dari Yunani, Macedonia, dan Serbia untuk mencapai perbatasan Kroasia. Pemerintah Slovenia mendaftar mereka dan mengatur transportasi menuju perbatasan Austria.
Kantor berita resmi Slovenia STA kemudian melaporkan beberapa dari mereka sudah mencapai perbatasan Austria dan tengah didaftar di perlintasan Spielfeld. Juru bicara untuk badan pengungsi PBB, UNHCR, mengatakan sebagian besar dari para pengungsi yang menyeberangi Slovenia berasal dari Suriah, Irak, dan Afghanistan.
Caroline van Buren pada AFP di titik pemeriksaan Petisovci, menagatakan bahwa, penungsian mereka menyelamatkan diri dari perang dan mereka benar-benar ingin menyelamatkan diri dengan cara mengungsi. Caroline juga menambahkan, tak seperti kebanyakan negara lain, Slovenia punya waktu untuk mempersiapkan diri. Ini belum sempurna, tapi prosesnya berjalan.
Kereta yang mengangkut sekitar 1200 pengungsi tiba di perlintasan Sredisce ob Davi, menurut AFP. Sementara itu, dua bus yang sebagian besar mengangkut keluarga dengan anak-anak kecil dan bayi tiba di perlintasan Gruskovje. Di sana mereka mendapat bantuan medis, makanan, dan pakaian hangat.
Perdana Menteri Cerar, meyakinkan bahwa akan fokus keselamatan dan keamanan dan aturan sehingga negaranya bisa berfungsi normal kembali. Kroasia adalah anggota Uni Eropa tapi, tak seperti Hungaria dan Slovenia, bukan bagian dari zona Schengen.