China Mengusulkan Penyelamatan Laut dan Penanganan Bencana

Untuk menanggulangi bencana alam serius yang sering terjadi di kawasan Asia Pasifik, para pihak dari kawasan Asia Pasifik dalam kerangka kerja Forum Regional ASEAN menggelar seminar perumusan peraturan hukum penyelamatan.

Bagaimana mengatasi faktor-faktor penghambat di bidang peraturan hukum berbagai negara dalam pelaksanaan penyelamatan internasional menjadi topik utama yang dibahas seminar.

Read More

Wakil Kepala Kantor Urusan Luar Negeri Kementerian Pertahanan Tiongkok, Laksamana Muda Angkatan Laut, Li Ji dalam pidatonya di depan upacara pembukaan seminar menyatakan, berbagai macam pembatasan di bidang peraturan hukum menghambat lingkup dan aksi pasukan bersenjata dalam upaya penyelamatan internasional.

Berita Terkait :  Gurihnya Bisnis "E-Money" Membuat Bank Daerah pun Tergiur Untuk "MenCicipi"

Ia mengharapkan seminar kali ini dapat benar-benar berperan dalam mengatasi perselisihan dan berbagi pengalaman, serta mendorong perumusan peraturan hukum yang lebih sempurna dalam kerja sama internasional di bidang penanggulangan bencana.

Jumat (16/10), Menteri Pertahanan Cina, Chang Wanquan dalam pertemuan informal menteri pertahanan yang sedang diadakan di Beijing mengusulkan latihan “penyelamatan laut dan penanganan bencana” gabungan kepada negara anggota ASEAN di Laut Cina Selatan pada tahun 2016.

Proposal ini dibuat Cina tak lama sesudah Amerika Serikat mempertimbangkan untuk mengirimkan kapal ke wilayah yang dipersengketakan di Laut Cina Selatan. Cina membalas hal itu dengan menyinggung AS saat menyalahkan “sejumlah negara” yang “terus menerus menggunakan kekuatan militernya” di kawasan itu.

Berita Terkait :  Lombok Timur meraih TPAKD Award 2021

Selama ini, kegiatan reklamasi Cina meningkatkan ketegangan dengan negara-negara tetangga. Filipina dan Vietnam mengklaim wilayah yang sama dengan yang diakui oleh Cina. Usulan latihan ini bertujuan “memecahkan perselisihan bersama-sama dan mengendalikan risiko”, kata Kementerian Pertahanan Cina dalam pernyataannya.

Latihan gabungan ini mengindikasikan peluang menurunnya konflik di kawasan itu, dan jika negara anggota ASEAN setuju, akan menjadi langkah membangun kepercayaan untuk menurunkan ketegangan, kata Daniel Wei Boon Chua, pengamat militer dari S Rajaratnam School of International Studies, Singapura, kepada BBC.

Berita Terkait :  Korea dan Tiongkok Ingin Jadikan Indonesia Pusat Industri Farmasi ASEAN

Namun William Choong peneliti senior di lembaga pemikir II-SS menyatakan latihan ini kemungkinan kecil terjadi karena negara ASEAN sendiri memiliki ketidaksepakatan internal seputar Laut Cina Selatan.

Related posts