45 Warga Aceh Singkil Diperiksa, Ribuan Lainnya Mengungsi

Kepala kepolisian daerah (Kapolda) Aceh, Irjen Pol Husein Hamidi mengatakan ada 45 warga yang diperiksa di Mapolres Aceh Singkil terkait kasus bentrokan berdarah antar kelompok massa, Selasa kemarin.

Hal itu ia sampaikan oleh Husein pada Rabu (14/10/2015), saat akan bertolak ke rumah duka korban bentrokan berdarah di Desa Bulu Sema, Kecamatan Suro.

Kapolda yang didampingi Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Agus Kriswanto mengatakan, polisi belum menetapkan tersangka terhadap warga yang diperiksa. Polisi juga belum dapat mempubliksasi nama-nama 45 warga yang kini diamankan di mapolres karena begitu banyak dan pemeriksaan masih berlanjut.

Berita Terkait :  Terbongkar, Besaran Gaji ke-13 dan THR PNS

Dalam kasus ini Kapolda menyatakan akan menindak siapapun yang terbukti melakukan tindak pidana dalam kasus bentrokan massa kemarin. Tindakan tegas juga akan dilakukan terhadap pelaku penembakan yang memiliki senapan tanpa izin dan menyalahgunakannya.

Identitas orang yang memiliki senapan mematikan itu sudah dikantongi namun belum bisa dipastikan apakah dia merupakan pelakunya. Selain itu, Kapolda memastikan pihaknya terus melajukan pengejaran terhadap pemilik senjata untuk ditangkap.

Irjen Husein Hamadi juga mengatakan bahwa pihak kepolisian menghimbau agar pelaku menyerahkan diri, meski senjata api yang dibuat bentrok tersebut masih belum bisa ditemukan, namun sekarang pelakunya masih dalam proses pengejaran polisi.

Berita Terkait :  BNPB Pastikan Tak Ada Korban Jiwa Akibat Gempa 6,2 SR di Malang Jawa Timur

Pasca kerusuhan di Aceh Singkil, ribuan masyarakat yang merasa ketakutan mulai mengungsi ke Sumatera Utara. Berdasarkan keterangan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) Sumut Eddy Sofyan, tercatat ada 2500 pengungsi yang masuk ke kawasan Pangindaran, Phakpak Barat dan Manduamas.

Rabu (14/10/2015) siang, Edy menegaskan bahwa pihaknya sudah mengumpulkan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) beserta Muspida. Dalam pertemuan itu, banyak hal menjadi bahasan.

Khusus di kawasan Pangindaran, kata dia, para pengungsi di tempatkan di Kantor Camat dan tenda-tenda pengungsian. Dengan demikian, sambung Eddy, para pengungsi tidak akan kekurangan air.

Berita Terkait :  Muhaimin sampaikan duka banyak jurnalis terpapar COVID-19

Saat ini, lanjut Eddy, Bupati di Phakpak Barat dan Bupati Tapanuli Tengah turun ke lokasi pengungsian. Para Bupati itu melakukan sosialisasi, dan memberikan pengarahan agar para pengungsi lebih tenang.

Related posts