Aksi brutal kelompok militan Islamic State (ISIS) telah menjadi salah satu masalah global. Amerika Serikat, sebagai negara yang membentuk koalisi global, mengaku siap menggandeng lebih banyak negara untuk bergabung.
Selama ini, hubungan diplomatik AS dengan Rusia dan Iran relatif buruk. Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut baik niat AS. Namun, Putin berpendapat koalisi saat ini perlu diperluas lewat kerja sama dengan pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Menurut Putin, pasukan Assad adalah entitas resmi pemerintahan Suriah yang dapat diandalkan dalam melawan ISIS di pertempuran darat. Obama menolaknya, dan menyebut Assad justru membuat warganya menderita di tengah perang sipil yang tengah berkecamuk. Rezim Assad kerap menjatuhkan bom untuk melawan pemberontak, namun berakhir dengan kematian banyak warga sipil.
Senin (12/10/2015) kemarin koalisi global pimpinan Amerika Serikat (AS) memberikan amunisi via udara kepada pemberontak di Suriah. Hal ini merupakan bagian dari komitmen AS untuk membasmi jaringan ISIS dan juga pasukan loyalis Presiden Bashar al-Assad.
Juru bicara Pusat Komando AS Kolonel Patrick Ryder juga menegaskan bahwa Pasukan koalisi melakukan airdrop di wilayah utara Suriah untuk memasok pasukan darat lokal dalam operasi melawan ISIL. Seorang pejabat AS yang namanya enggan disebutkan memberitahu AFP bahwa bantuan yang dijatuhkan meliputi 50 ton amunisi.
AS membantu pemberontak karena menilai Assad sebagai sumber dari kekacauan di Suriah. Sementara Rusia berpendapat berbeda, bahwa pasukan Assad adalah satu-satunya yang dapat diharapkan dalam menghabisi ISIS. Rusia memulai serangan udaranya di Suriah pada 30 September. AS menuding sebagian besar serangan Rusia hanya ditujukan kepada pemberontak, bukan ISIS.
Pesawat kargo militer AS mendistribusikan sekitar 50 ton amunisi untuk kelompok pemberontak pada Senin (12/10) malam di utara Suriah. Namun pada Selasa (13/10), amunisi tersebut diturunkan dengan menggunakan penerjunan udara dari 112 paket.
Salah seorang pejabat AS menyebutkan bahwa pesawat C-17 didampingi pesawat pengawal tempur menjatuhkan paket amunisi senjata ringan granat tangan di provinsi Hasakah di Suriah utara.