Jumat, (9/10/2015) kemarin, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo melakukan kunjungan ke Kabupaten Kampar, Riau. Presiden ditemani oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo. Presiden Jokowi mengambil keputusan buat mendarat di Kota Padang lalu dilanjutkan dengan meniti jalur darat.
“Di Kampar, Presiden Jokowi beserta rombongan memonitor pelayanan kesehatan pada orang-orang yang tertimpa bencana asap di Posko Pelayanan Kesehatan di Puskesmas yang terdapat di Kuok, Desa Lereng, Kecamatan Kuok, Kampar – Riau” papar Ari Dwipayana sebagai Tim Komunikasi Presiden saat jumpa pers.
Namun ada beberapa hal tentang pelayanan kesehatan yang hingga saat ini tidak ada satupun persediaan kesehatan jenis masker atau respirator yang dapat memproteksi semua komponen gas dari asap kebakaran hutan.
Komponen asap kebakaran lahan meliputi gas CO2, Co, NOx, SOx, Ozone dan lainnya, juga partikulat meliputi PM10, PM2.5, ultrafine particles dan UAP. Komponen ini masing-masing memiliki dampak pada kesehatan.
Meski begitu, sesuai proses pencegahan primer, skunder dan tersier yang berkait dengan kesehatan akibat pejanan bahan berbahaya termasuk kebakaran lahan, penggunaan masker direkomendasikan.
Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr Arifin Nawas Sp.P(K)MARS menyatakan, berbagai penelitian menunjukkan penggunaan masker N95 dan masker bedah tidak berbeda bermakna dari segi kejadian ISPA akibat pejanan asal kebakaran.
“Masker N95 saat ini dinilai masker paling baik karena mampu menghalangi 95 persen partikel yang masuk,” katanya di Jakarta, Senin (12/10/2015).
Penggunaan masker bedah didesain untuk memfilter partikel yang besar tapi tidak partikel kecil. Sekitar 60-70 persen partikel masih bisa masuk ke saluran nafas.
“Masker atau respitor didesain mampu mengurangi pejanan partikulet. Penggunaan masker bedah mampu kurangi pejanan masuknya partikel ke saluran nafas,” katanya.
Arifin menyatakan, penggunaan masker N95 memang memiliki keterbatasan tidak nyaman dan penggunaan terbatas yakni maksimal 8 jam. Masker ini digunakan saat seseorang berada di luar ruangan dalam kondisi asap cukup pekat.
“Penggunaan masker tidak direkomendasikan saat berada di dalam rumah, anak-anak, ibu hamil, lansia, pasien dengan penyakit kardiovaskuler atau paru kronik,” katanya