Babatpost.com – Menurut pantauan dari Bank BI rancana penurunan bahan bakar minya (BBM/Premium dan solar) bersubsidi sebesar 10% jangan hanya untuk meraih simpati rakyat, tapi harus sesuai dengan kondisi yang terjadi di lapangan. Gubernur BI Agus Martowardojo menyatakan sebaiknya harga BBM di-review per 6 bulanan, 3 bulanan atau bahkan per dua mingguan secara disiplin dan transparan.
“Harus transparan, kalau perlu naik ya naik kalau perlu turun ya turun. Ini sekaligus pendidikan bagi masyarakat dan kredibilitas pemerintah,” katanya di Jakarta, Jumat (2/10).
Dia menyatakan, jika ada penyesuaian terhadap harga BBM yang diinginkan BI adalah transparansi basis perhitungan dan formula. Publik juga mengetahui penyesuaian harga yang dilakukan pemerintan masih konsisten sesuai dengan reformasi sektor energi.
Di satu sisi, kata dia, government spending di tingkat pusat dan daerah telah memberi nilai tambah dan daya beli. Pemerintah harus konsisten melakukan kebijakan propertumbuhan.
“Yang paling harus kita sambut baik adalah melihat bagaimana komitmen pemerintah memberikan kredit pada usaha kecil dan menengah. Subsidi bunga dari 22 persen jadi 12 persen dan itu bukan karena memaksa perbankan tapi karena penyikapan fiskal. Tahun depan akan 9 persen, tapi hitung-hitungannya tentu OJK akan melakukan review agar margin yang diambil tidak berlebihan,” kata Agus.