Mentri Agama kesulitan mencari info korban Haji di Mina

Babatpost.com – Mentri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengakui bahwa dia kekurangan informasi saat mencari korban yang ada waktu tragedi haji di Mina. Bagaimanapun juga Pemerintah Saudi Arabia mempunyai regulasi sendiri, punya tradisi, budaya, serta tata caranya tersendiri dalam mengatasi hal-hal seperti ini. Inilah yang menyebabkan kami tidak cukup leluasa, misalnya untuk mengakses informasi di rumah sakit. Itu tidak bisa seperti kalau kita mengakses rumah sakit di Tanah Air. Ada hal-hal yang menyebabkan prosesnya butuh waktu,” kata Lukman melalui keterangan persnya ketika berkunjung ke tenda jemaah haji Indonesia JKS 61 (Jakarta-Bekasi/ kloter 61), Sabtu (26/9/2015).

Namun, lanjut dia, pemerintah tetap berupaya semaksimal dan seoptimal mungkin untuk melakukan penyisiran, dan penelusuran terhadap sejumlah jamaah Indonesia yang belum kembali.

Read More

Kata dia, lambatnya informasi terkait jamaah haji Indonesia yang wafat di Mina dikarenakan perlunya kesaksian, dan proses pertanggungjawaban secara medis.

“Untuk menyatakan seseorang itu wafat, harus beradasarkan kesaksian yang bisa dipertanggungjawabkan. Tentu pertanggungjawaban secara medis bahwa seseorang itu memang betul-betul telah wafat,” sambungnya.

Menurutnya, informasi terkait jamaah wafat tidak cukup mengandalkan pengakuan pihak keluarga bahwa dirinya menyaksikan keluarganya wafat di pangkuan, atau dipelukannya tanpa dibarengi informasi tentang indikasi bahwa yang besangkutan wafat.

“Selama tidak bisa dijelaskan indikasinya, maka itu sulit bagi kami untuk mengatakan bahwa yang bersangkutan wafat,” tegasnya.

Sebab, lanjut Menag, secara yuridis pernyataan seseorang tentang jamaah wafat harus bisa dipertanggungjawabkan, apalagi terkait dengan peristiwa luar biasa dan terjadi di luar negeri.

Untuk itu, data jamaah wafat menurut Menag harus didasarkan pada hasil pemeriksaan pihak otoritatif dan itu adalah petugas kesehatan atau tim medis.

“Pemerintah harus menahan diri, sampai adanya pihak yang memiliki otoritas menyatakan bahwa seseorang wafat atau tidak,” pungkasnya.

Sebelumnya, tragedi Mina telah menelan ratusan korban jiwa jamaah haji dari berbagai Negara. Akibat peristiwa berdesak-desakannya jamaah haji di Jalan Arab 204 itu, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi merilis data bahwa sedikitnya ada 225 jamaah yang dilaporkan belum kembali ke tendanya di Mina saat kejadian.

Related posts