Babatpost.com – Dede Yusuf yang sekarang menjadi ketua komisi IX DPR RI, membahas soal tenaga asing yang ada di Indonesia pada tahun 2015 ini, tidak main-main ada lebih dari 41ribu orang.
“Paketnya investasi berbarengan dengan pekerjanya. Diberikan izin melalui Permenaker (Peraturan Menteri Ketenagakerjaan), syaratnya transfer teknologi,” beber Dede di komplek DPR, Jakarta, Selasa (1/9/2015).
Namun, politikus Partai Demokrat tersebut menilai skema 1:10 pekerja asing dengan pekerja lokal hingga saat ini belum terjadi. Bahkan, Dede mengatakan percaloan tenaga kerja asing kini tengah marak terjadi di dalam negeri.
“Saat ini perbandingannya belum terjadi dan percaloan sangat mudah, jadi jarang diperiksa keabsahannya, sehingga cukup mudah,” imbuh mantan aktor laga tersebut.
Sebab itu, ia mengkritik lemahnya pengawasan pemerintah terhadap persoalan perburuhan. Terlebih di tengah kondisi perekonomian yang menuju krisis saat ini, pemerintah terkesan mengundang investor dengan menggelar karpet merah terhadap negeri tirai bambu – sebutan China.
“Saya mendengar pemerintah lakukan kerjasama dengan Tiongkok mencapai Rp500 triliun untuk infrastruktur. Nah, ini bahaya bagi keseimbangan bilateral dengan negara lain. Karena jika nyaman dengan salah satu negara akan terganggu hubungan dengan yang lain, balancing of investment tidak ada,” sambung Dede.
Keadaan tersebut, lanjut Dede, diperparah dengan tidak diwajibkannya pekerja asing berbahas Indonesia. Alhasil, transfer teknologi yang diharapkan pemerintah tidak akan terjadi di lapangan.
“Pekerjanya tidak berbahasa indonesia, jadi ada gap. Bagaimana transfer teknologi kalau komunikasi saja tidak ada?,” pungkas pria bernama lengkap Yusuf Macan Effendi tersebut.