BabatPost.com – Tunjangan hari raya (THR) merupakan hal yang sangat dinanti-nanti oleh sebagian banyak pegawai. Hal tersebut dikarenakan THR dijadikan andalan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan menjelang Lebaran.
Pemanfaatan tunjangan hari raya (THR) seringkali kurang tepat, oleh karena itu dibutuhkan manajemen yang baik dalam menggunakan dana tunjangan hari raya (THR).
M Andoko, seorang pakar perencana keuangan dari PT Cerdas Keuangan Indonesia, mengungkapkan bahwa, tunjangan hari raya (THR) biasanya diterima dua minggu sebelum lebaran. Hal tersebut haruslah dibuatkan budgeting secara proporsional, sehingga uang tunjangan dapat mencukupi kebutuhan hingga Lebaran selesai.
“Karena penerimaan tunjangan hari raya (THR) padabulan puasa, maka dibuat budgeting 50 persen untuk kebutuhan belanja konsumsi saat Lebaran. Sedangkan sisanya 50 persen dapat dibagi-bagi kembali untuk menabung di luar kebutuhan Lebaran, seperti pendidikan, pajak kendaraan bermotor, dan lain-lain,” papar M Andoko, di Jakarta.
M Andoko menjelaskan, sebaiknya masyarakat harus membiasakan diri untuk tidak menghabiskan uang tunjangan hari raya (THR) saat Lebaran semata. Namun, juga diprioritaskan untuk kepentingan lain seperti pendidikan anak yang kerap dikeluarkan setelah Lebaran.
“Harusnya pendidikan prepare jauh-jauh hari jangan dadakan, apalagi tahun ini pengeluaran kebutuhan Lebaran berbarengan dengan kebutuhan ajaran baru sekolah. Bisa proporsionalnya 25–30 persen untuk sekolah anak, 10 persen sisanya untuk kebutuhan zakat, maupun diberikan ke orang-orang terdekat serta sisanya ditabung,” tandas pakar perencana keuangan dari PT Cerdas Keuangan Indonesia ini.
Saran tersebut sangatlah tepat, mengingat perayaan hari raya lebaran juga tidak baik apabila dirayakan dengan berlebihan. Hal tersebut justru akan menghilangkan khasanah dari perayaan hari raya lebaran itu sendiri. Kebutuhan lain yang lebih penting menanti setelah perayaan lebaran. Oleh karena itu bijaklah dalam memanfaatkan dana tunjangan hari raya (THR) anda.