Peluang Ahok Berat untuk Kembali Bertengger di Ibu Kota

Peluang Ahok Berat untuk Kembali Bertengger di Ibu Kota
Peluang Ahok Berat untuk Kembali Bertengger di Ibu Kota

BabatPost.com – Hendri Satrio seorang pengamat politik dari Universitas Paramadina, berpendapat bahwa, peluang Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok Gubernur DKI Jakarta untuk kembali memimpin Ibu Kota di periode selanjutnya sangat berat. Meskipun saat ini Ahok menarik simpati partai politik untuk kembali diusung pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2017.

“Berat (peluangnya),” ujarnya Hendri Satrio, Selasa (2/6/2015).

Read More
Berita Terkait :  KPU Tetapkan 15 Februari 2017 Sebagai Tanggal Pemungutan Suara Pada Pilkada Serentak 2017

Hendri Satrio merujuk dari hasil survei yang dilakukan oleh Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) pada akhir April lalu sebanyak 43 persen menyatakan untuk tidak memilih lagi walau 34 persen menyatakan untuk memilih, dan sisa responden tidak menjawab.

Sementara itu , mengenai adanya partai politik seperti Partai Nasdem yang siap untuk mengusung Ahok kembali menjadi gubernur, Hendri Satrio menilai hal tersebut sah saja dilakukan.

“Dalam politik semua mungkin. Apalagi Ahok sekarang status nya “free agent” atau bebas tanpa partai. Ditambah lagi, kedekatan Nasdem dengan Jokowi dan kedekatan Jokowi dengan Ahok bisa mempermudah “perkawinan” ini terjadi,” terangnya.

Berita Terkait :  Mahfud MD tegaskan Pemerintah sama sekali tidak anti kritik

Diketahui bahwa, Ahok saat ini digadang-gadang akan kembali maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta pada Pilgub 2017 mendatang. Ahok yang saat ini masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta tanpa partai politik setelah dirinya memutuskan keluar dari Partai Gerindra mulai menarik simpatik partai politik lain, salah satunya adalah Partai Nasdem.

Memang gaya kepemimpinan Ahok sangatlah berbeda dengan pemimpin lain, isa dikatakan hanya satu-satunya di negeri ini. Ahok dengan gayanya yang agresif dan tegas membuat sebagian masyarakat terkesan namun tidak sedikit pula masyarakat yang kurang setuju dengan gaya kepemimpinannya tersebut.

Related posts