BabatPost.com – Kebanyakan orang memahami bahwa senam dikembangkan untuk melatih kebugaran fisik secara keseluruhan atau spesifik seperti jantung. Namun ternyata senam untuk otak pun juga ada dan telah banyak dikembangkan untuk kebugaran fisik dan otak khususnya bagi lansia.
Dr dr Yuda Turana, SpS yang merupakan Staf Ahli Pokja Lansia Kemenkes RI, mengatakan, lansia sering melupakan otak mereka, walaupun biasa melakukan tes kesehatan seluruh badan. Padahal masalah demensia atau kepikunan yang berhubungan dengan fungsi otak sangat rentan dialami lansia.
Namun hal tersebut jangan terlalu di khawatirkan, karena saat ini sudah banyak yang mengembangkan senam otak. Senam otak merupakan latihan low impact yang memerhatikan aspek keseimbangan, memori, dan koordinasi otak, termasuk fungsi gerak. Dr Yuda Turana, yang telah melakukan penelitian mengenai senam otak bagi lansia, menemukan dampak yang signifikan.
“Dari hasil penelitian kami, ditemukan bahwa senam otak seminggu 3 kali dalam waktu setahun dapat memperbaiki fungsi memori dan kemampuan bahasa tetap bagus,” jelas doktor dari Fakultas Kedokteran Atma Jaya ini, saat ditemui pada acara peringatan Hari Lanjut Usia Nasional 2015, di Taman Menteng, Jakarta, Minggu (31/5/2015).
Senam otak yang dikembangkan di Indonesia sejak tahun 2000 telah dihimpun oleh sekelompok ahli yang terdiri dari ahli saraf, ahli fisioterapis, guru tari, hingga master kungfu.
Senam otak atau latihan vitalisasi otak ini, telah menjadi program yang diambil Kementerian Kesehatan RI dan dipraktekkan di puskesmas dan forum komunikasi lansia.
“Setelah banyak dipraktikkan di puskesmas dan forum komunikasi lansia, banyak lansia yang sudah merasakan manfaatnya. Senam otak memiliki paket gerakan yang harus dikonsumsi lansia, untuk menguatkan memori, mempertahankan gerak sendi, dan melatih pernapasan,” imbuh Herry ‘Ai’ Pujiastuti, salah satu pencipta senam otak Indonesia, pada kesempatan yang sama.
Gerakan senam otak Indonesia ini dikombinasikan dengan khazanah gerak, tari, dan bela diri Indonesia yang telah diselaraskan untuk menstimulasi pusat-pusat di otak. Setiap gerakan dilakukan perlahan dan diawali dengan gerakan kolateral (sejajar, kanan dengan kanan dan sebaliknya), kemudian gerakan menyilang.