BabatPost.com – Tinju merupakan olahraga yang berprestasi di tanah air. Bahkan Indonesia sanggup mempertahankan gelar juara dunia melalui petinju Chris John. Namun olahraga tinju di Indonesia saat ini sedang meredup.
Bukan hanya cabang olahraga tinju yang sedang redup, cabang yang lain juga demikian. Petinju nasional, Daud Yordan, kecewa dengan minimnya peran pemerintah, dalam hal ini Menpora, yang menjadi salah satu penyebab hilangnya petinju-petinju muda Indonesia.
Bersama Chris John, Daud adalah contoh bagaimana petinju Indonesia bisa disegani dan dihormati oleh lawan-lawannya dari negara lain.
Pecinta tinju Indonesia tentu berharap dapat melihat petinju muda berkualitas seperti Chris John maupun Daud Yordan. Tapi melihat kondisi tinju Indonesia saat ini, rasanya harapan itu berat untuk diwujudkan dalam waktu dekat.
Daud Yordan menilai sulitnya menemukan petinju muda berbakat saat ini disebabkan karena minimnya peran pemerintah dalam kompetisi tinju. Padahal, kompetisi yang bermutu harus rutin digelar.
“Tanpa pemerintah, petinju di Indonesia tidak akan berjalan, bibit-bibit muda di daerah sulit ditemukan. Atlet kan butuh pemerintah. Dalam hal ini, pemerintah adalah produsen yang menyelenggarakan kejuaraan, sedangkan atlet adalah konsumennya,” jelas Daud Yordan.
Petinju kelahiran Ketapang, Kalimantan Barat itu, menyatakan pernah kehilangan gelar juara yang dimiliki akibat tidak ada lagi kejuaraan yang bisa diikuti karena pemerintah sudah lama tidak mengadakannya.
Absennya Daud Yordan dari kompetisi tinju membuat kemampuannya pun menurun. Ia berharap kejadian seperti itu tidak terjadi lagi pada petinju-petinju Indonesia.
“Kalau sudah seperti itu (kehilangan gelar) sayang kan? Sudah capek-capek berjuang, berusaha, tapi gelar hilang begitu saja. Padahal kami sudah membantu membanggakan negara,” imbuh Daud Yordan.