BabatPost.com – Facebook yang merupakan perusahaan raksasa dibidang teknologi khususnya jejaringsosial, memang terkenal akan kepeduliannya terhadap pegawainya. Mulai dari fasilitas, tempat kerja yang super lengkap, dan tentunya perihal gaji.
Akhir-akhir ini Facebook menaikkan gaji terendah bagi karyawan kontrak, seperti, petugas kafetaria atau kebersihan, menjadi 15 dolar AS per jam atau hampir mencapai Rp200.000 per jam.
Keputusan tersebut diambil di tengah kesenjangan kesejahteraan pegawai elit di bagian teknologi dengan pekerja lain, yang berpenghasilan jauh lebih rendah.
Pegawai kontrak itu juga berhak mendapatkan minimal 15 hari cuti bergaji dan tunjangan anak 4.000 dolar AS bagi orangtua yang tidak mengambil cuti mengurus anak, kata kepala bagian operasi, Shryl Sandberg, dalam Facebook resminya pada Rabu waktu setempat.
“Kebijakan itu tepat dilakukan bagi usaha dan masyarakat kami,” kata Sandberg.
Sebelumnya Facebook telah mengimplementasikan kenaikan gaji bagi sejumlah pekerja di kantor pusatnya, Menlo Park, pada hari buruh 1 Mei lalu.
Facebook akan memperluas kebijakan tersebut bagi karyawan dari perusahaan alihdaya (outsource) yang cukup besar, yaitu mempunyai lebih dari 25 pekerja dan berkantor di Amerika Serikat, demikian keterangan Sandberg.
Facebook menolak memberi keterangan lebih lanjut berapa tepatnya jumlah karyawan kontrak yang akan menerima kenaikan gaji tersebut dan dari perusahaan outsource mana mereka berasal.
Secara umum, publik dan lembaga legislatif di Amerika Serikat kini memang tengah memperdebatkan kebijakan menaikkan gaji minimal untuk memperkecil jurang kesenjangan sosial.
Di saat yang bersamaan, sejumlah perusahaan langsung berinisiatif untuk memperbaiki kondisi hidup pekerjanya, seperti dapat dilihat dari kebijakan Walmart, Costco, dan Starbucks.
Sementara itu, langkah Facebook memicu pujian dari Gedung Putih, serikat pekerja, dan kelompok keluarga.
“Korporasi Amerika Serikat sudah mulai memberlakukan kebijakan ini, yaitu dengan berkomitmen untuk tidak menggaji karyawannya dengan rendah dan tidak memaksa para pekerja untuk memilih antara pekerjaan atau keluarga,” kata Debra Ness, kepala lembaga National Partnership for Women and Families, dalam pernyataan tertulis.
Di sisi lain, perusahaan-perusahaan teknologi di Silicon Valley memang tengah ditekan untuk menekan jurang kesejahteraan mengingat tingginya biaya hidup di California–yang merupakan termahal keenam di Amerika Serikat pada 2014 lalu dalam perhitungan lembaga Missouri Economic Research and Information Center.
Pada tahun lalu, Google juga mengambil kebijakan yang sama dengan menaikkan gaji minimal menjadi 15 dolar AS per jam bagi karyawan-karyawan seperti supir bus, petugas parkir, dan satpam di kantornya di California.
Google juga memperbesar tunjangan kesehatan bagi semua karyawan tersebut, demikian Reuters.